Buat siapa saja yang merasa dirinya mahasiwa, BACA INI ..!!!
APA SIH ITU MAHASISWA ??
Sepertinya
kata tersebut sudah tidak asing lagi di telinga kita, tetapi maksud dari kata
tersebut saya yakin anda semua sudah mengerti. Ya tepatnya, dari sekian banyak
makna kata, Mahasiswa bisa disimpulkan dengan orang yang sedang belajar di
kampus. Di
beberapa
negara, istilah bahasa Inggris (atau kognitif dalam bahasa lain)
adalah diperuntukkan bagi mereka yang menghadiri universitas, sementara anak
sekolah di bawah usia delapan belas disebut murid dalam bahasa Inggris (atau
yang setara dalam bahasa lain). Dalam penggunaannya luas, mahasiswa digunakan
untuk siapa saja yang belajar.
MAHASISWA ( Manusia, akal, amanah, semangat,
iman, senang, wajib, amal) yaitu seorang yang berkaitan dengan perguruan tinggi
yang mempunyai harapan menjadi calon-calon cendekiawan dan mempunyai rasa
tanggung jawab yang tinggi.
Ketika kita sudah tahu
maksud kata tersebut, tentunya tak ada sebab yang tak menghasilkan akibat. Jadi
sebagai mahasiswa seyogyanya memiliki tujuan dan cita cita yang ideal. Membahas
hal ini tidak bisa lepas begitu saja dari kajian historis mahasiswa Indonesia .
TAHUKAH KAMU PERAN MAHASISWA SEPERTI APA
??
Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang
berada di masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya,
mahasiswa mampu berada sedikit di atas masyarakat. Mahasiswa juga belum
tercekcoki oleh kepentingan-kepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dsb.
Sehingga mahasiswa dapat dikatakan (seharusnya) memiliki idealisme. Idealisme
adalah suatu kebenaran yang diyakini murni dari pribadi seseorang dan tidak
dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat menggeser makna kebenaran
tersebut.
Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh
mahasiswa, tidak sepantasnyalah bila mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan
dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya.
Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat,
bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan
masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat. Oleh karena
itu perlu dirumuskan perihal peran, fungsi, dan posisi mahasiswa untuk
menentukan arah perjuangan dan kontribusi mahasiswa tersebut.
1. Peran Mahasiswa
Mahasiswa Sebagai “Iron Stock”
Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu
mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan
dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya.
Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa
depan. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat
mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke
golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia
kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang
bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.
Dalam konsep Islam sendiri, peran pemuda sebagai generasi pengganti
tersirat dalam Al-Maidah:54, yaitu pemuda sebagai pengganti generasi yang sudah
rusak dan memiliki karakter mencintai dan dicintai, lemah lembut kepada orang
yang beriman, dan bersikap keras terhadap kaum kafir.
Sejarah telah membuktikan bahwa di tangan generasi mudalah
perubahan-perubahan besar terjadi, dari zaman nabi, kolonialisme, hingga
reformasi, pemudalah yang menjadi garda depan perubah kondisi bangsa.
Lantas sekarang apa yang kita bisa lakukan dalam memenuhi peran Iron
Stocktersebut ? Jawabannya tak lain adalah dengan memperkaya diri kita
dengan berbagai pengetahuan baik itu dari segi keprofesian maupun
kemasyarakatan, dan tak lupa untuk mempelajari berbagai kesalahan yang pernah
terjadi di generasi-generasi sebelumnya.
Lalu kenapa harus Iron Stock ?? Bukan Golden
Stock saja, kan lebih bagus dan mahal ?? Mungkin
didasarkan atas sifat besi itu sendiri yang akan berkarat dalam jangka waktu
lama, sehingga diperlukanlah penggantian dengan besi-besi baru yang lebih bagus
dan kokoh. Hal itu sesuai dengan kodrat manusia yang memiliki keterbatasan
waktu, tenaga, dan pikiran.
Mahasiswa Sebagai “Guardian of Value”
Mahasiswa sebagai Guardian of Value berarti
mahasiswa berperan sebagai penjaga nilai-nilai di masyarakat. Lalu sekarang
pertanyaannya adalah, “Nilai seperti apa yang harus dijaga ??” Untuk menjawab
pertanyaan tersebut kita harus melihat mahasiswa sebagai insan akademis yang
selalu berpikir ilmiah dalam mencari kebenaran. Kita harus memulainya dari hal
tersebut karena bila kita renungkan kembali sifat nilai yang harus dijaga
tersebut haruslah mutlak kebenarannya sehingga mahasiswa diwajibkan menjaganya.
Sedikit sudah jelas, bahwa nilai yang harus dijaga adalah sesuatu yang
bersifat benar mutlak, dan tidak ada keraguan lagi di dalamnya. Nilai itu
jelaslah bukan hasil dari pragmatisme, nilai itu haruslah bersumber dari suatu
dzat yang Maha Benar dan Maha Mengetahui.
Selain nilai yang di atas, masih ada satu nilai lagi yang memenuhi
kriteria sebagai nilai yang wajib dijaga oleh mahasiswa, nilai tersebut adalah
nilai-nilai dari kebenaran ilmiah. Walaupun memang kebenaran ilmiah tersebut
merupakan representasi dari kebesaran dan keeksisan Allah, sebagai dzat yang
Maha Mengetahui. Kita sebagai mahasiswa harus mampu mencari berbagai kebenaran
berlandaskan watak ilmiah yang bersumber dari ilmu-ilmu yang kita dapatkan dan
selanjutnya harus kita terapkan dan jaga di masyarakat.
Pemikiran Guardian of Value yang berkembang selama ini
hanyalah sebagai penjaga nilai-nilai yang sudah ada sebelumya, atau menjaga
nilai-nilai kebaikan seperti kejujuran, kesigapan, dan lain sebagainya. Hal itu
tidaklah salah, namun apakah sesederhana itu nilai yang harus mahasiswa jaga ?
Lantas apa hubungannya nilai-nilai tersebut dengan watak ilmu yang seharusnya
dimiliki oleh mahasiswa ? Oleh karena itu saya berpendapat bahwa Guardian
of Value adalah penyampai, dan penjaga nilai-nilai kebenaran mutlak
dimana nilai-nilai tersebut diperoleh berdasarkan watak ilmu yang dimiliki
mahasiswa itu sendiri. Watak ilmu sendiri adalah selalu mencari kebanaran
ilmiah.
Penjelasan Guardian of Value hanya sebagai penjaga
nilai-nilai yang sudah ada juga memiliki kelemahan yaitu bilamana terjadi
sebuah pergeseran nilai, dan nilai yang telah bergeser tersebut sudah terlanjur
menjadi sebuah perimeter kebaikan di masyarakat, maka kita akan kesulitan dalam
memandang arti kebenaran nilai itu sendiri.
Mahasiswa Sebagai “Agent of Change”
Mahasiswa sebagai Agent of Change,,, hmm.. Artinya
adalah mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan. Lalu kini masalah kembali
muncul, “Kenapa harus ada perubahan ???”. Untuk menjawab pertanyaan itu mari
kita pandang kondisi bangsa saat ini. Menurut saya kondisi bangsa saat ini jauh
sekali dari kondisi ideal, dimana banyak sekali penyakit-penyakit masyarakat
yang menghinggapi hati bangsa ini, mulai dari pejabat-pejabat atas hingga
bawah, dan tentunya tertular pula kepada banyak rakyatnya. Sudah seharusnyalah
kita melakukan terhadap hal ini. Lalu alasan selanjutnya mengapa kita harus
melakukan perubahan adalah karena perubahan itu sendiri merupakan harga mutlak
dan pasti akan terjadi walaupun kita diam. Bila kita diam secara
tidak sadar kita telah berkontribusi dalam melakukan perubahan, namun tentunya
perubahan yang terjadi akan berbeda dengan ideologi yang kita anut dan kita
anggap benar.
Perubahan merupakan sebuah perintah yang diberikan oleh Allah swt.
Berdasarkan Qur’an surat Ar-Ra’d : 11, dimana dijelaskan bahwa suatu kaum harus
mau berubah bila mereka menginginkan sesuatu keadaan yang lebih baik. Lalu
berdasarkan hadis yang menyebutkan bahwa orang yang hari ini lebih baik dari
hari kemarin adalah orang yang beruntung, sedangkan orang yang hari ini tidak
lebih baik dari kemarin adalah orang yang merugi. Oleh karena itu betapa
pentingnya arti sebuah perubahan yang harus kita lakukan.
Mahasiswa adalah golongan yang harus menjadi garda terdepan dalam
melakukan perubahan dikarenakan mahasiswa merupakan kaum yang “eksklusif”,
hanya 5% dari pemuda yang bisa menyandang status mahasiswa, dan dari jumlah itu bisa
dihitung pula berapa persen lagi yang mau mengkaji tentang peran-peran
mahasiswa di bangsa dan negaranya ini. Mahasiswa-mahasiswa yang telah sadar
tersebut sudah seharusnya tidak lepas tangan begitu saja. Mereka tidak boleh
membiarkan bangsa ini melakukan perubahan ke arah yang salah. Merekalah yang
seharusnya melakukan perubahan-perubahan tersebut.
Perubahan itu sendiri sebenarnya dapat dilihat dari dua pandangan.
Pandangan pertama menyatakan bahwa tatanan kehidupan bermasyarakat sangat
dipengaruhi oleh hal-hal bersifat materialistik seperti teknologi, misalnya
kincir angin akan menciptakan masyarakat feodal, mesin industri akan
menciptakan mayarakat kapitalis, internet akan menciptakan menciptakan
masyarakat yang informatif, dan lain sebagainya. Pandangan selanjutnya
menyatakan bahwaideologi atau nilai sebagai faktor yang mempengaruhi perubahan.
Sebagai mahasiswa nampaknya kita harus bisa mengakomodasi kedua pandangan
tersebut demi terjadinya perubahan yang diharapkan. Itu semua karena kita
berpotensi lebih untuk mewujudkan hal-hal tersebut.
Sudah jelas
kenapa perubahan itu perlu dilakukan dan kenapa pula mahasiswa harus menjadi
garda terdepan dalam perubahan tersebut, lantas dalam melakukan perubahan
tersebut haruslah dibuat metode yang tidak tergesa-gesa, dimulai dari ruang
lingkup terkecil yaitu diri sendiri, lalu menyebar terus hingga akhirnya sampai
ke ruang lingkup yang kita harapkan, yaitu bangsa ini.
FUNGSI MAHASISWA SEBENARNYA APA Sich..
??
Fungsi
Mahasiswa
Berdasarkan tugas perguruan tinggi yang diungkapkan
M.Hatta yaitu membentuk manusisa susila dan demokrat yang
- Memiliki
keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat
- Cakap dan
mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan
- Cakap
memangku jabatan atau pekerjaan di masyarakat
Berdasarkan pemikiran M.Hatta tersebut, dapat kita sederhanakan bahwa tugas
perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis, yang selanjutnya hal tersebut
akan menjadi sebuah fungsi bagi mahasiswa itu sendiri. Insan akademis itu
sendiri memiliki dua ciri yaitu : memiliki sense of crisis, dan
selalu mengembangkan dirinya.
Insan akademis harus memiliki sense of crisis yaitu peka
dan kritis terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya saat ini. Hal
ini akan tumbuh dengan sendirinya bila mahasiswa itu mengikuti watak ilmu,
yaitu selalu mencari pembenaran-pembenaran ilmiah. Dengan mengikuti watak ilmu
tersebut maka mahasiswa diharapkan dapat memahami berbagai masalah yang terjadi
dan terlebih lagi menemukan solusi-solusi yang tepat untuk menyelesaikannya.
Insan akademis harus selalu mengembangkan dirinya sehingga mereka bisa
menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapi tantangan masa depan.
Dalam hal insan akademis sebagai orang yang selalu mengikuti watak ilmu,
ini juga berhubungan dengan peran mahasiswa sebagai penjaga nilai, dimana
mahasiswa harus mencari nilai-nilai kebenaran itu sendiri, kemudian
meneruskannya kepada masyarakat, dan yang terpenting adalah menjaga nilai
kebenaran tersebut.
POSISI MAHASISWA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL DIMANA ??
Posisi Mahasiswa
Mahasiswa dengan segala kelebihan dan potensinya tentu
saja tidak bisa disamakan dengan rakyat dalam hal perjuangan dan kontribusi
terhadap bangsa. Mahasiswa pun masih tergolong kaum idealis, dimana keyakinan
dan pemikiran mereka belum dipengarohi oleh parpol, ormas, dan lain sebagainya.
Sehingga mahasiswa menurut saya tepat bila dikatakan memiliki posisi diantara
masyarakat dan pemerintah.
Mahasiswa dalam hal hubungan masyarakat ke pemerintah dapat berperan
sebagai kontrol politik, yaitu mengawasi dan membahas segala pengambilan
keputusan beserta keputusan-keputusan yang telah dihasilkan sebelumnya.
Mahasiswa pun dapat berperan sebagai penyampai aspirasi rakyat, dengan
melakukan interaksi sosial dengan masyarakat dilanjutkan dengan analisis
masalah yang tepat maka diharapkan mahasiswa mampu menyampaikan realita yang
terjadi di masyarakat beserta solusi ilmiah dan bertanggung jawab dalam
menjawab berbagai masalah yang terjadi di masyarakat.
Mahasiswa dalam hal hubungan pemerintah ke masyarakat dapat berperan
sebagai penyambung lidah pemerintah. Mahasiswa diharapkan mampu membantu
menyosialisasikan berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Tak jarang
kebijakan-kebijakan pemerintah mengandung banyak salah pengertian dari
masyarakat, oleh karena itu tugas mahasiswalah yang marus “menerjemahkan”
maksud dan tujuan berbagai kebijakan kontroversial tersebut agar mudah
dimengerti masyarakat.
Posisi mahasiswa cukuplah rentan, sebab mahasiswa berdiri di antara
idealisme dan realita. Tak jarang kita berat sebelah, saat kita membela idealisme
ternyata kita melihat realita masyarakat yang semakin buruk. Saat kita berpihak
pada realita, ternyata kita secara tak sadar sudah meninggalkan idealisme kita
dan juga kadang sudah meninggalkan watak ilmu yang seharusnya kita miliki.
Contoh kasusnya yang paling gampang adalah saat terjadi penaikkan harga BBM
beberapa bulan yang lalu.
Mengenai posisi mahasiswa saat ini saya berpendapat bahwa mahasiswa terlalu
menganggap dirinya “elit” sehingga terciptalah jurang lebar dengan masyarakat.
Perjuangan-perjuangan yang dilakukan mahasiswa kini sudah kehilangan esensinya,
sehingga masyarakat sudah tidak menganggapnya suatu harapan pembaruan lagi.
Sedangkan golongan-golongan atas seperti pengusaha, dokter, dsb. Merasa sudah
tidak ada lagi kesamaan gerakan. Perjuangan mahasiswa kini sudah berdiri
sendiri dan tidak lagi “satu nafas” bersama rakyat.
Sumber : Berbagai sumber dangan analisa
0 komentar:
Posting Komentar